Oleh Hana Aulia
Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Bangle memiliki potensi ekonomi yang besar bagi petani dan produsen lokal. Budidaya bangle bisa menjadi sumber pendapatan tambahan bagi petani khususnya di daerah tropis, mengingat tanaman ini relatif mudah tumbuh dan tidak memerlukan perawatan yang intensif.
Terdapat banyak sekali jenis tanaman yang dapat dijadikan apotek hidup di pekarangan rumah Anda. Jika dirawat dengan baik, tanaman-tanaman ini akan menghasilkan khasiat yang dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi obat-obatan yang memiliki beragam khasiat seperti contohnya Tanaman Bangle.
Bangle (Zingiber cassumunar) adalah salah satu tanaman herbal yang daunnya berupa rimpang serta sering kali kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan tanaman serumpun lainnya yaitu, Jahe (Zingiber officinale). Padahal, bangle memiliki berbagai khasiat yang tidak kalah penting dalam dunia pengobatan tradisional dan kesehatan. Tanaman ini, yang juga dikenal dengan nama temu mangga atau temulawak Cina, telah digunakan selama berabad-abad dalam pengobatan tradisional Asia Tenggara, khususnya di Indonesia dan Thailand. Dengan berbagai manfaat kesehatan yang dimilikinya, bangle layak untuk dipertimbangkan sebagai alternatif pengobatan tradisional maupun modern. Artikel ini akan membahas mengenai berbagai manfaat bangle, cara penggunaannya, serta potensi kesehatannya yang bisa menjadi alternatif bagi tanaman jahe.
Sejarah dan Asal-usul Bangle, Bangle merupakan tanaman yang berasal dari kawasan Asia Tenggara dan telah lama digunakan dalam berbagai praktik pengobatan tradisional. Di Indonesia, bangle telah menjadi bagian dari ramuan herbal tradisional, baik untuk pengobatan maupun untuk menjaga kesehatan. Tanaman ini dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian hingga 1200 meter di atas permukaan laut, hal ini membuat tanaman bangke mudah dijumpai di berbagai wilayah Nusantara.
Karakteristik serta Kandungan Kimia Bangle, Bangle memiliki bentuk fisik yang sangat mirip dengan jahe, namun terdapat perbedaan mencolok pada bagian aroma dan rasa. Rimpangnya lebih besar serta memiliki aroma yang lebih kuat dibandingkan jahe. Warna rimpangnya cenderung lebih kekuningan, dan saat diiris, akan tampak serat-serat yang lebih tebal. Secara kimia, bangle mengandung berbagai senyawa bioaktif seperti minyak atsiri, flavonoid, tanin, dan saponin. Minyak atsiri yang terdapat pada bangle, seperti cineole, camphor, dan borneol, diketahui memiliki efek anti-inflamasi, antiseptik, dan analgesik. Selain itu, kandungan flavonoidnya berperan sebagai antioksidan yang dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Hal ini menunjukkan bahwa bangle dapat digunakan sebagai obat alami untuk meredakan peradangan, mengatasi infeksi, serta mengurangi rasa nyeri pada tubuh.
Bangle memiliki berbagai khasiat untuk kesehatan, seperti: Mengurangi peradangan, karena mengandung senyawa cineole dan camphor yang terdapat dalam minyak atsirinya yang telah terbukti memiliki efek anti-inflamasi. Bangle juga dipercaya mampu meredakan masalah pencernaan, kandungan saponin dan tanin dalam bangle dapat membantu meredakan nyeri pada saluran pencernaan serta meningkatkan sekresi cairan pencernaan. Selain itu, bangle dapat meningkatkan kekebalan tubuh, kandungan Flavonoid yang terdapat dalam tanaman bangle berfungsi sebagai antioksidan yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Kemudian bangle juga dapat mengatasi gangguan menstruasi efek analgesik dari minyak atsiri bangle dapat membantu meredakan nyeri, sementara efek hormonalnya membantu mengatur siklus menstruasi bagi para wanita. Bangle dikenal efektif dapat menurunkan demam, kandungan minyak atsirinya memiliki efek antipiretik yang dapat membantu menurunkan suhu tubuh saat demam.
Terakhir bangle terbukti dapat mengatasi masalah pernapasan, efek ekspektoran dari tanaman bangle juga dapat membantu meredakan batuk dan membersihkan lendir dari saluran pernapasan serta minyak atsiri bangle dapat digunakan sebagai bahan inhalasi atau balsem untuk meredakan gejala pilek dan batuk.
Penggunaan bangle dalam pengobatan tradisional sangat bervariasi. Berikut ini merupakan beberapa cara umum penggunaan bangle untuk berbagai keperluan kesehatan: Teh bangle adalah salah satu cara paling sederhana untuk mengonsumsi bangle, cara pembuatannya adalah sebagai berikut: potong rimpang bangle tipis-tipis, lalu seduh dengan air panas. Teh bangle ini dapat diminum untuk meredakan masalah pencernaan dan meningkatkan kekebalan tubuh. Kemudian untuk mengatasi nyeri sendi atau otot, tanaman bangle dapat diolah menjadi kompres atau salep, caranya adalah sebagai berikut: tumbuk rimpang bangle hingga halus, lalu balurkan pada area yang sakit. Kompres bangle ini dapat digunakan beberapa kali sehari untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Selain itu bangle juga dapat dijadikan sebagai minyak, minyak bangle dapat dibuat dengan merendam irisan rimpang bangle dalam minyak kelapa atau minyak zaitun selama beberapa minggu. Minyak ini dapat digunakan untuk pijat atau dibalurkan pada dada dan punggung untuk meredakan masalah pernapasan. Tidak hanya itu bangle juga dapat dijadikan sebagai bahan ramuan tradisional, bangle sering kali digunakan dalam kombinasi dengan herbal lain untuk membuat jamu atau ramuan tradisional. Misalnya, campuran bangle, jahe, dan kunyit dapat dijadikan minuman herbal yang kaya manfaat untuk kesehatan bagi tubuh.
Meskipun bangle telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional, penelitian ilmiah mengenai manfaatnya masih relatif terbatas dibandingkan dengan tanaman herbal lainnya seperti jahe atau kunyit. Namun, beberapa penelitian awal menunjukkan potensi yang menjanjikan. Seperti penelitian yang telah dilakukan di negara tetangga yaitu Thailand, hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bangle memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dan dapat menghambat pertumbuhan sel kanker tertentu. Selain itu, studi di Indonesia menemukan bahwa tanaman bangle memiliki efek antimikroba yang dapat membantu melawan bakteri dan jamur penyebab infeksi.
Dengan potensi tersebut, tanaman bangle layak mendapat perhatian lebih dalam penelitian ilmiah dan pengembangan produk kesehatan. Selain itu, dukungan dari komunitas ilmiah dan industri farmasi dapat membuka peluang baru untuk memanfaatkan bangle secara lebih luas dalam dunia medis.
Salah satu tantangan utama dalam pemanfaatan tanaman bangle adalah kurangnya tingkat kesadaran masyarakat mengenai khasiat yang dikandung di dalamnya. Jahe, kunyit, dan tanaman herbal lainnya cenderung lebih dikenal dan lebih sering digunakan, sehingga bangle sering kali terabaikan. Namun, tantangan ini juga dapat dijadikan peluang. Dengan edukasi yang tepat dan penelitian yang mendalam, bangle dapat diperkenalkan sebagai alternatif atau pelengkap bagi tanaman herbal lainnya. Pengembangan produk kesehatan berbasis bangle, seperti suplemen, minyak atsiri, atau minuman herbal, dapat membuka suatu jenis pasar baru yang memiliki potensial.
Selain itu, bangle juga memiliki potensi ekonomi yang besar bagi petani dan produsen lokal. Budidaya bangle bisa menjadi sumber pendapatan tambahan bagi petani khususnya di daerah tropis, mengingat tanaman ini relatif mudah tumbuh dan tidak memerlukan perawatan yang intensif.
Untuk meningkatkan pemahaman dan pemanfaatan tentang tanaman bangle, disarankan untuk melakukan kampanye edukasi yang lebih luas kepada masyarakat tentang manfaat serta cara penggunaan tanaman ini. Penelitian lebih lanjut juga perlu dilakukan untuk mengidentifikasi potensi kesehatan lainnya yang dimiliki oleh bangle serta cara pengolahan yang optimal untuk memperoleh manfaat maksimal. Kolaborasi antara pemerintah, peneliti, petani, dan produsen lokal dapat membantu dalam pengembangan produk-produk kesehatan berbasis bangle yang inovatif dan berkualitas. Dengan langkah-langkah ini, potensi kesehatan dan ekonomi dari tanaman bangle dapat lebih tergali dan dimanfaatkan secara optimal bagi masyarakat luas.